Mendulang Hikmah dari Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW - DAKWAH BILHIKMAH | Cerdas dan Penuh Hikmah
Headlines News :
Home » » Mendulang Hikmah dari Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW

Mendulang Hikmah dari Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW

Written By agg on Senin, 21 Januari 2013 | 19.34


Bersama Ustd. Ahmad Zamaksari, MA.Pd
Dosen STIT AN-NIDA 
Nabi Muhammad saw. dilahirkan di Mekah, pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Ayahnya bernama Abdullah, Ibunya bernama Aminah, Kakeknya bernama Abdul Mutholib dan neneknya bernama Fathimah binti Amr' bin 'Aidz. Ulama berbeda pendapat dalam penanggalan ini ada yang mengatakan tanggal 2, 8, 9, 10, 12, 17 bahkan ada yang mengatakan tanggal 22, semuanya tercatat pada bulan Rabiul Awwal.
 Nabi Muhammad saw. dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia kira-kira  6 bulan sebelum beliau lahir. Dalam hal ini Ibnu Katsir berkata, "Ini adalah kondisi yatim dalam urutan yang tinggi (beliau ditinggal sang ayah sebelum beliau lahir)."
Hikmah yatimnya beliau adalah agar tidak menjadi alasan bagi penolak dakwah Rasulullah untuk berkata, "Muhammad melakukan dakwahnya itu karena arahan dari ayahnya, atau sebagai warisan ayahnya. Karena ayahnya telah meninggal sebelum dia lahir dan sama sekali belum pernah bertemu. Dengan demikian, alasan sebagai warisan kepemimpinan, arahan dan permintaan seorang ayah telah terputus.
Nabi Muhammad saw. adalah manusia pilihan Allah swt. Sejak lahir telah nampak pada diri beliau keistimewaan dan keajaiban, diantaranya adalah beliau lahir dalam kondisi telah terkhitan dan tali pusarnya telah terputus, sehingga kelahiran Nabi Muhammad saw. sangat menggemparkan dunia. Beliau lahir bukan dari kemaluan ibunya, tetapi beliau lahir dari atas pusar dibawah dada. Ada yang mengatakan bahwa orang yang terlahir dari kemaluan seorang ibu pada zaman itu dianggap hina, oleh karena itu Allah memuliankan Nabi muhammad lahir bukan dari kemaluan seorang wanita.
 Hikmahnya, ada yang berpendapat bahwa kalaulah Nabi Muhammad SAW lahir belum dikhitan, maka orang yang mengkhitannya matanya akan mengalami  kebutaan, inilah hikmah yang tersirat dalam kelahiran Rasulullah
Ketika Nabi Muhammad saw. berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajak beliau untuk berdagang ke negeri Syam ( Syiria ). Sekalipun hanya ikut membantu pamannya, Nabi Muhammad saw. sangat
bersemangat dan tekun. Ia belajar bagaimana cara berdagang dan melayani para pembeli dengan baik. Sikapnya yang sangat sopan dan ramah membuat masyarakat di sekitar Negeri syam tertarik.
      Ketika Nabi Muhammad  saw. menginjak dewasa, yaitu usia 25 tahun, beliau kembali berdagang ke negeri Syam. Namun dalam perjalanan kali nin Nabi tidak ditemani lagi oleh pamannya, nabi
ditemani oleh seorang pembantu yang bernama Maisarah. Maisarah ialah seorang laki-laki kepaercayaan khadijah yang sangat berpengalaman dalam berdagang. 
      Nabi Muhammad saw. tidak pernah membohongi pembeli.  Jika ada barang yang cacat, maka beliau menunjukan kecacatannya. Jika barang itu berharga murah, maka beliau tidak pernak menjual dengan harga yang mahal.
      Karena kejujuran dan kepandaian beliau dalam berbisnis, beliau mendapatkan laba yang sangat besar dan Khadijah tertarik ingin melamarnya. Kemudian nabi Muhammad saw. yang berusia 25 tahun menikah dengan Khadijah yang berusia 40 tahun. Dari perkawinan ini, beliau dikarunia 6
orang anak.

Share this article :

0 komentar:

Tulis Komentar Anda Di Sini

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. DAKWAH BILHIKMAH | Cerdas dan Penuh Hikmah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger