Dosen STIT AN-NIDA
Kata Pendidikan diambil dari bahasa arab, yakni dari kata التَّرْبِـيَة. Dalam
al-Qur’an tidak ditemukan kata al-tarbiyat, namun terdapat istilah lain yang
senada dengannya yaitu ta'lim dan ta'dib yang kedua kata ini
memiliki arti yang hampir sama dengan tarbiyah (pendidikan).
Allah SWT menurunkan surah yang pertama yakni Surah Al-Alaq ayat 1-5
mengindikasikan tentang sebuah pendidikan yang bermuara kepada lafapz Iqra'
yang artinya membaca. Di dalam surah itu lebih menekankan mencari ilmu terlebih
dahulu dibandingkan dengan Melaksanakan ibadah yaitu sholat. Hal ini dapat kita lihat pada ayat
yang pertama yang di awali dengan kata Iqra dan di akhiri dengan kata واسجد واقـترب (sujudlah
dan dekatlah).
Dengan permulaan ayat ini sebagian ulama memberikan
pendapat bahwa untuk melakukan hal-hal yang bersifat ibadah hendaknya mencari
ilmunya terlebih dahulu atau tata cara mengerjakannya, setelah itu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Ruslan dalam
kitabnya :
وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عِلْمٍ يَعْمَلُ // أَعَمَالُهُ
مَرْدُودَةٌ لاَ تُقْبَلُ
Artinya
: "setiap orang yang melakukan amal (perbuatan) tanpa mengetahui ilmunya,
maka perbuatan itu ditolak.
Dalam sejarah tercatatat bahwa ketika turun surah Al-Alaq
tersebut Rosulullah SAW sedang beribadah di Gua Hira, dan Malaikat
Jibril as, mengajarkan Nabi untuk membacanya dan hal itu berlangsung sampai
tiga kali.
Disini ada sebuah pertanyaan yang menarik :
1. Kenapa Rasulullah beribadah di Gua Hira bukan di Gua yang
lain ?
2. Kenapa Malaikat Jibril as. Mengajarkan Nabi untuk membaca
sampai tiga kali dan pada saat itu Nabi dalam keadaan Ummi. ?
Dalam Fiqih Sirah tercatat bahwa Rasulullah SAW memilih
Gua hira untuk melakukan Ibadah dan kontemplasi dengan alasan bahwa Gua hira pintunya (Mulut Guanya) menghadap
langsung ke arah Ka'bah, dengan demikian agar mempermudah dalam Taqorrub
kepada sang Ilahi beliau memilih Gua tersebut untuk menerima wahyu yang pertama.
Malaikat
Jibril as. Memeluk Nabi dan mengajarkan Nabi untuk membaca sampai tiga kali, hal tersebut menjadi
sebuah pendidikan
bagi orang yang mengajarkan Al-Qur'an bahwa
Seseorang tidak boleh memukul anak untuk belajar al-Qur’an lebih dari tiga
kali, sebagaimana jibril hanya memeluk dengan keras yang menyebabkan tersesak
badan Nabi hanya tiga kali.
Kata
Ummi disandarkan kepada Nabi yang berarti "tidak bisa membaca dan tidak
bisa menulis" bukan berarti bodoh yang konotasinya Nabi seorang yang
bodoh. Sebagian ulama menafsirkan kata
Ummi tersebut, bahwa Nabi belum pernah membaca Al-Kitab sebelumnya yang Allah
SWT turunkan kepada Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW Yakni, Taurat, Injil
dan Zabur.
Sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa ketika malaikat jibril memerintahkan Nabi membaca, dan nabi
bertanya Ma' Aqra' (Apa yang harus saya baca ?) dengan kalimat ini ulama
menafsirkan bahwa Nabi belum tahu apa yang harus dibaca karena malaikat jibril
hanya mengatakan Iqra sampai tiga kali, setelah itu malaikat Jibril meneruskan
ayat berikutnya dan Nabi Muhammad SAW dapat mengikuti apa yang diajarkan
olehnya.
Hikmahnya,
Allah SWT memberikan kata Ummi kepada Nabi Muhammad SAW dengan tujuan agar
Al-Qur'an yang merupakan firman Allah jangan disangka bahwa Al-Qur'an itu
ucapan dan produksi dari Nabi Muhammad.
Melainkan mutlaq dari Allah SWT. Oleh karena itu
diutusnya malaikat jibril untuk menyampaikan wahyu yang diberikan dari Allah
SWT. Seandainya Nabi bisa membaca dan menulis maka banyaklah orang yang mengklem
Al-Qur'an itu buatan Nabi.
Dalam surah Al-Alaq yang
menjadi wahyu pertama terdapat beberapa unsur pendidikan, antara lain :
1. Surat al-Alaq berisi
penjelasan tentang perintah membaca kepada Nabi Muhammad SAW dalam arti yang
seluas-luasnya, yaitu membaca ayat-ayat yang tersurat dalam al-Qur’an dan
ayat-ayat yang tersirat di jagat raya, hal ini mengacu kepada ayat pertama.
Penjelasan ini erat kaitannya dengan perintah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan secara komprehensif. Penjelasan tersebut pada akhirnya terkait
dengan metode dan kurikulum pendidikan.
2. Surat al-Alaq berisi penjelasan tentang asal-usul kerjadian
manusia beserta sebagian sifat-sifatnya yang negatif hal tersebut sesuai dengan
ayat kedua. Penjelasan ini sangat membantu dalam rangka merumuskan tujuan,
materi dan metode pendidikan. Penjelasan tersebut pada akhirnya terkait dengan
sumber pendidikan yaitu, manusia.
3. Pengulangan kata Iqra
sebanyak tiga kali, mengindikasikan beberapa pendapat,
Pendapat Pertama, ayat pertama ditujukan kepada pribadi Nabi
Muhammad SAW, sedang yang kedua kepada umatnya, Pendapat kedua
mengatakan, ayat yang pertama perintah untuk membaca dalam shalat, sedangkan
ayat yang kedua di luar shalat. Pendapat ketiga menyatakan ayat yang
pertama merupakan perintah belajar,
sedangkan ayat yang kedua adalah perintah mengajarkan orang lain
4.
Surat al-Alaq berisi penjelasan tentang perlunya alat dalam melakukan
kegiatan seperti halnya qalam. Hal ini sesuai dengan ayat keempat. Oleh karena
itu, penjelasan tersebut terkait dengan sarana dan prasarana atau media
tekhnologi pendidikan.
5. Metode atau
cara yang ditempuh Allah dalam mengajarkan manusia ada 2 macam : Pertama,
melalui pena (tulisan) yang harus dibaca oleh masuia dan yang kedua,
melalui pengajaran langsung tanpa alat hal ini sesuai dengan ayat kelima. Cara
kedua ini dikenal dengan istilah ( علم لدنّى ) ‘Ilm Ladunniy .
Wallahu A'lam
0 komentar:
Tulis Komentar Anda Di Sini