Kutengadahkan sejenak kepalaku, dengan kaki terus berjalan menuju
rumah. Hitam dan abu-abu beradu membuat gradasi menyeramkan tepat
diatasku, yang terkadang dibelah cepat oleh cahaya putih. Setiap kali
terbelah, terdengar suara keras yang menggelegar. Mataku pun terpejam
tak kuasa melihatnya. Butiran-butiran basah menjatuhi mukaku dan spontan
kepalaku menunduk sendu. Kaki berjalan bertambah cepat. Entah kenapa,
aku menengadahkan kembali kepalaku. Seolah diriku yang menyuruh. Gradasi
itu semakin cenderung gelap. Kakiku terdiam. Ada satu cahaya. Cahaya
kuning ada disana. Satu. Mataku terus mencari yang lainnya. Tidak ada.
Hanya satu. Bintang itu bersinar terang. Tak biasanya bintang bersinar
dilangit yang mendung dan gerimis. Ku pandangi terus. Indah sekali.
Aku tersenyum dan pikiranku terbang melayang. Aku mau jadi bintang itu.
Walaupun hanya satu, Sinarnya sangat indah. Tak Biasanya bintang
bersinar di tengah mendung dan gerimis. Begitu juga aku. Akutetap ingin
bersinar, ketika yang lain mendung. Aku tetap ingin bersinar, ketika
yang lain gerimis. Aku tetap ingin bersinar, ketika yang lain
menakutkan. Aku adalah keindahan lingkunganku. Tetesan butiran basah
dimataku membuat pikiran jatuh bebas dari terbangnya. Mendaratkan
kesadaran. Kepalaku menunduk dan meneruskan perjalanan. Sesekali mataku
melihat bintang itu. Indah sekali. Tak ingat dipandangan yang keberapa,
bintang itu lama-kelamaan hilang tertutup awan. Senyumku hilang. Rasa
sedih datang.
Tak terasa, kaki sudah sampai di depan rumah. Aku
masuk dan langsung duduk. Pikiranku pun terbang melayang kembali. Jika
aku menjadi bintang itu. Sendiri dan selalu bersinar. Memang indah.
Keindahan dalam kesendirian tak sanggup mengendalikan mendung agar tidak
menutupi sinarku. Aku butuh teman yang lain. Yang juga terus bersinar.
satu, sepuluh, seratus, seribu, sejuta bahkan semua teman bersinar,
sehingga mendung tak sanggup menutupi cahaya, cahaya kebersamaan. Langit
ketika banyak bintang bersinar, mendung tak berani muncul menutupi
cahaya bintang. Langit ketika hanya ada satu bintang, mendung gampang
menutupi cahaya bintang.
Kesuksesan pribadi itu indah, dan akan sangat indah jika diikuti oleh banyak kesuksesan disekitarnya. Salam Tazka.
(Perjalanan sepulang Sholat Magrib dari Masjid Al-Ikhlas Perum Vila Anggrek menuju Rumah)
Oleh Ahmad Indra Gunawan, S.E.
0 komentar:
Tulis Komentar Anda Di Sini